meta data



2.1 Pengertian Meta Data
            Metadata adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan, atau setidaknya membuat menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, digunakan, atau dikelola.Metadata sering disebut sebagai data tentang data atau informasi tentang informasi.Metadata ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file/data itu nantinya dalam suatu basis data. Jika data tersebut dalam bentuk teks, metadatanya biasanya berupa keterangan mengenai nama ruas (field), panjang field, dan tipe fieldnya: integer, character, date, dll. Untuk jenis data gambar (image), metadata mengandung informasi mengenai siapa pemotretnya, kapan pemotretannya, dan setting kamera pada saat dilakukan pemotretan. Satu lagi untuk jenis data berupakumpulan file, metadatanya adalah nama-nama file, tipe file, dan nama pengelola (administrator) dari file-file tersebut.
Definisi diatas menunjukkan bahwa metadata adalah data yang (1) terstruktur, (2) ditandai dengan kode agar dapat diproses oleh komputer, (3) mendeskripsikan ciri-ciri satuan-satuan pembawa informasi, dan (4) membantu identifikasi, penemuan, penelitian, dan pengelolaan satuan pembawa informasi tersebut. Definisi ini tidak membatasi metadata pada data tentang yang diciptakan dan harus diproses dengan bantuan komputer, atau pada data yang mendeskripsikan sumber-sumber digital saja, seperti beberapa definisi lain.
Metadata pada prinsipnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan katalog di perpustakaan yakni :
a.       Merupakan perwakilan atau reperesentasi dari sebuah dokumen atau sumber informasi.
b.      Fasilitator agar sumber informasi mudah di temukan dengan menggunakan kriteria yang relevan.
c.       Mengidentifikasi sumber.
d.      Mengelompokkan sumber yang memiliki kemiripan.
e.       Membedakan sumber yang tidak memiliki kemiripan.
f.       Memberikan informasi tentang lokasi sumber.
            Metadata sebenarnya digunakan untuk menyimpan data dan mempermudah dalam penyimpanan dan pencarian data. Sebenarnya metadata sudah di gunakan semenjak dulu ketika perpustakaan masih non-digital, tetapi masih dengan menggunakan sistem yang sederhana dan kuno, sekarang dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan teknologi sudah mulai berkembang metadata yang digunakan sudah berkembang juga seperti contoh metadata dengan menggunakan digital di perpustakaan di terapkan dalam MARC dan AACR. Metadata yang sekarang sudah semakin maju dan berkembang dan sudah bisa menggambarkan data yang berbentuk lebih banyak tidak hanya data-data saja akan tetapi berbentuk gambar, objek dan non-elektronik lainnya.
            Metadata merupakan kunci dari suatu perusahaan atau dalam hal ini adalah perpustakaan karena semua kegiatan dan data-data perpustakaan dapat di berjalan dengan baik jika memiliki metadata yang baik. Kegiatan perpustakaan ke depannya bergantung kepada metadata yang baik agar dalam mengakses data di masa depan tidak mengalami kesulitan.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya metadata hanya istilah baru, bukan konsep yang 100% baru. Suatu kartu katalog atau entri dalam bibliografi adalah metadata, cantuman bibliografi berformat MARC adalah metadata,.Begitu pula suatu finding aid bahan kearsipan yang disusun sesuai EAD (Encoded Archival Description). Memang sejak dulu pustakawan dan arsiparis, dan juga kurator museum, telah menciptakan apa yang sekarang disebut metadata untuk memungkinkan pengelolaan dan temu balik berbagai obyek warisan budaya yang dipercayakan pada mereka. Yang baru adalah bahwa kini beragam komunitas mulai merasakan perlunya format yang tersetruktur dan standar untuk data yang mendeskripsikan obyek-obyek yang dikelola kemampuan komputer untuk memproses data semakin besar dan canggih.Komunitas yang sibuk merancang format atau skema metadata punya latar belakang dan profesi yang berbeda-beda, mencakup berbagai disiplin ilmu, dan melibatkan praktisi dari berbagai bidang seperti penerbit, perancang dan produsen media interaktif dan perangkat lunak, ahli teknologi informasi.Ada yang punya tujuan komersial, ada yang murni pelayanan, ada kombinasi.Jadi tidak terbatas pada lingkugan perpustakaan, kerasipan, dan musium. Bahkan ketika istilah metadata pada tahun 1990-an pertama-tama mulai digunakan dalam arti sekelompok data yang mendeskripsikan suatu obyek, istilah ini digunakan untuk suatu standar data geospatial, yaitu CSDGM (Content Standar for Digital Geospatial Metadata). Mari Berkenalan Dengan Keluarga Besar Metadata
Secara garis besar metadata dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis:
1. Metadata deskriptif
Data yang dapat mengidentifikasi sumber informasi sehingga dapat digunakan untuk memperlancar proses penemuan dan seleksi. Cakupan yang ada pada data ini adalah pengarang, judul, tahun terbit, tajuk subjek atau kata kunci dan informasi lain yang proses pengisian datanya sama dengan katalog tradisional.
2. Metadata administratif
Data yang tidak hanya dapat mengidentifikasi sumber informasi tapi juga cara pengelolaanya. Cakupan dari data ini adalah sama dengan data deskriptif hanya saja ditambah dengan pembuat data, waktu pembuatan, tipe file, data teknis lain. Selain itu data ini juga mengandung informasi tentang hak akses, hak kekayaan intelektual, penyimpanan dan pelestarian sumber informasi.
3. Metadata Struktural
Data yang dapat membuat antara data yang berkaitan dapat saling berhubungan satu sama lain. Secara lebih jelas, Metadata ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara berkas fisik dan halaman, halaman dan bab dan bab dengan buku sebagai produk akhir.Inilah kemudian memungkinkan perangkat lunak menampilkan daftar isi buku lalu langsung memunculkan bab yang dipilih (dengan click) oleh pengguna, atau bernavigasi ke bagian (halaman) lain dari “buku”. Contoh lain: Obyek multimedia yang terdiri atas komponen audio dan teks perlu sinkronasasi, dan untuk ini harus ada metadata struktural.
Ketika sumber-sumber informasi (information resources) yang tersimpan di perpustakaan dan lembaga serupa tidak lagi terbatas pada monograf, terbitan berseri, bahan audio-visual, dan format lain yang masih analog, “pra-komputer” atau “nir-komputer”, sistem-sistem dan praktek-praktek pengatalogan yang asal mulanya didesain dan dikembangkan untuk pengatalogan buku, harus disesuaikan dengan drastic. Semua ini adalah realitas baru.Era internet menghadirkan arena baru yang penuh tantangan untuk para profesional informasi.Metadata dibuat berdasarkan suatu skema metadata, yaitu sekelompok unsur metadata beserta peraturan untuk menggunakannya, yang dirancang utnuk suatu tujuan spesifik, misalnya untuk lingkungan tertentu atau untuk deskripsi sejenis sumber informasi tertentu.
Koleksi digital dan koleksi fisik tentunya berbeda, untuk itu diperlukan metadata sebagai pengganti katalog tradisional.alasannya adalah:
a. Koleksi digital merupakan sumber yang intangible yang artinya tidak dapat disentuh seperti koleksi fisik yang tangible sehingga secara tidak langsung ini akan mempengaruhi metode pengumpulan data, pengelolaan dan temu kembali.
b. Koleksi digital merupakan sumber informasi dinamis yang berbeda dengan koleksi fisik yang statis.
c. Koleksi digital berbeda dalam hal kepemilikan, bila koleksi fisik kepemilikannya adalah perpustakaan sedangkan koleksi digital bisa saja yang memiliki adalah penyedia sumber informasi dari tempat lain. jadi perpustakaan hanya menyediakan akses ke sumber informasi digital tetapi yang memiliki sumber informasi tersebut adalah instansi atau lembaga lain.
2.2 Skema Metadata Terdiri Dari 3 Komponen Yaitu:
1.      Semantic
Dalam kaitannya dengan metadata,  semantik dapat diartikan sebagai makna kata. Lebih jelasnya adalah kesepakatan untuk membuat istilah yang digunakan untuk mewakili suatu makna.Selain itu, terkadang juga diberi keterangaan tentang status pada istilah tersebut.
2.      Content
Dalam hal ini, konten bisa diartikan sebagai cara mengisi semantic. content tersebut bisa berupa peraturan untuk kriteria pengisian unsur skema atau peraturan untuk nilai-nilai unsur.
3.      Sintaksis
Sintaksis dalam skema metadata dapat berarti sebagai machine readible (dapat dibaca mesin) atau dengan kata lain bahasa pemrogaman. Sehingga semantic dan content yang telah dibuat dapat dibaca oleh mesin.
2.3 Macam–macam Metadata dalam pengkatalog-an
1.      Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan salah satu hasil dan juga sekaligus salah satu syarat penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara lain turut mengembangkan format MARC sejenis bagi kepentingan nasionalnya masing-masing.
2.      Metadata indoMARC ini sudah lama dipakai di kalangan perpustakaan sebagai standar katalogisasi. Di Indonesia MARCH diadopsi menjadi INDOMARCH agar memudahkan identifikasi proses katalogisasi yang sesuai dengan kaidah dan kesepakatan para pustakawan di Indonesia. Format INDOMARC merupakan implementasi dari International Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 untuk Indonesia, sebuah format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital atau media yang terbacakan mesin (machine-readable) lainnya.
3.      Dublin Core merupakan salah satu metadata yang digunakan untuk web resource description and discovery. Dublin Core dihadirkan karena ada beberapa pihak yang merasa kurang sesuai untuk menggunakan bentuk MARC sehingga diadakan suatu kesepakatan menyusun sebuah metadata baru yang lebih mudah dan fleksibel serta mempunyai kemampuan untuk dikembangkan dibanding MARC.
2.4 Contoh Metadata
a)   CDWA (Categories for Descriptions of Works of Art), skema untuk deskripsi karya seni.
b)   DCMES (Dublin Core Metadata Element Set), skema umum untuk deskripsi berbagai macam sumber digital.
c)   EAD (Encoded Archival Description), skema untuk menciptakan sarana temu kembali pada bahan kearsipan (archival finding aids) dalam bentuk elektronik.
d)   GEM (Gateway to Educational Materials),  skema untuk bahan pendidikan dan pengajaran.
e)   MARC (Machine Readable Cataloguing), skema yang digunakan di perpustakaan sejak tahun 1960-an untuk membuat standar cantuman bibliografi elektronik.
f)   METS (Metadata Encoding and Transmission Standard), skema metadata untuk obyek digital yang kompleks dalam koleksi perpustakaan
g)   MODS (Metadata Object Description Standard),  skema untuk deskripsi rinci sumber-sumber elektronik
h)   MPEG (Moving Pictures Experts Group) MPEG-7 dan MPEG-21, skema untuk rekaman audio dan video dalam bentuk digital.
i)    ONIX (Online Information Exchange), skema untuk data bibliografi pada penerbit dan pedagang buku.
j)    TEI (Text Encoding Initiative): skema untuk encoding teks dalam bentuk elektronik menggunakan SGML dan XML, khususnya untuk peneliti teks di bidang humaniora.
k)     VRA (Visual Resources Association ) Core, skema untuk deskripsi karya visual dan representasinya.
2.5Keuntungan Membangun Metadata:
a.       Metadata membantu mengorganisasi mengelola data.
b.      Menghindari adanya duplikasi karena data yang sudah dibuat tercatat dengan baik dan diketahui.
c.       Pengguna dapat mengetahui lokasi penyimpanan data spatial dan cakupan areal yang dipetakan.
d.      Koleksi metadata dibuat berdasarkan dan diperkuat oleh prosedur data management oleh komunitas geospatial.
e.       Metadata mempromosikan ketersediaan data spatial pada komunitas geospatial.
f.       Penyedia data dapat mempromosikan ketersediaan data dan memungkinkan kerjasama dengan pihak lain untuk update dll.
Metadata terdiri atas beberap jenis standar dalam menampilkan data. Secara sederhana yang dimaksud dengan standar metadata adalah satu set terminologi serta definisi umum yang digunakan dalam metadata serta dipresentasikan dalam format terstruktur. Standar metadata spasial dibuat dan dikembangkan untuk mendefinisikan informasi yang diperlukan oleh seorang pengguna prospektif untuk mengetahui ketersediaan suatu set data spasial, mengetahui kesesuaian set data spasial untuk penggunaan yang diinginkan, mengetahui cara-cara pengaksesan data spasial serta untuk mentransfer set data spasial dengan sukses. Walaupun demikian standar tidak menetapkan tatacara bagaimana informasi diorganisasikan dalam suatu sistem komputer atau dalam suatu transfer data, tidak juga menetapkan tatacara bagaimana informasi tersebut ditransmisikan, dikomunikasikan atau disampaikan kepada pengguna. Jika standar metadata geospatial terkesan sangat komplek itu karena standar tersebut didesain untuk mendeskripsikan seluruh data geospasial yang bisa dideskripsikan.
Komunitas internasional melalui International Organization of Standards (ISO), telah membangun dan menyetujui standar internasional metadata ISO 19115 pada tahun 2003.Standar ini adalah standar terlengkap dan terinci dengan acuan sangat luas sehingga pengguna dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, mendapatkan dan menggunakan data.Salah satu keunggulan ISO 19115 adalah bisa memberikan tampilan yang lebih lengkap serta memudahkan pencarian yang lebih detail.Hanya saja cakupan aplikasi spasial yang luas menyebabkan ISO 19115 memiliki struktur yang lebih rumit.Dalam aplikasinya, tidak semua elemen dalam ISO 19115 harus digunakan.Setiap negara bisa mengembangkan profil metadata ISO 19115 nya sendiri sesuai dengan kebutuhan.Dalam hal ini ISO 19115 menetapkan metadata utama (core) yang harus ada dalam suatu sistem metadata.
Indonesia termasuk negara yang belum meng-adopsi standar ISO untuk pembuatan metadata geospasial-nya. Saat ini, masyarakat data spasial Indonesia yang tergabung ISDN, masih menggunakan Content Standards for Digital Geospatial Metadata, yaitu standar yang berisi sekumpulan istilah dan definisi umum untuk mendokumentasikan data spasial digital yang telah disetujui oleh Federal Geographic Data Committee (FGDC). Standar ini juga menetapkan nama, definisi unsur data dan group data dalam penyusunan metadata geospasial.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembagian ilmu dari pohon ilmu dan science mapping

siklus transfer informasi

evaluasi kinerja simpan dan temu balik informasi